Jumat, 01 Maret 2024

Aqidah 12.2

BAB 2 Aqidah Rububiyah

a. Alam semesta
b. Alam ghaib dan Alam syahadah
c. Hayawanat, Nabatat dan Jamadat

=======

a. Alam Semesta

Alam semesta, menurut orang Babylonia (kurang lebih 700-600 SM), merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit beserta bintang sebagai atapnya. Jadi, alam semesta atau alam semesta adalah suatu ruangan yang sangat besar yang di dalamnya terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik, serta di dalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan oleh manusia mahupun yang tidak.

Menurut pandapat lain, alam merupakan segalanya selain Allah yang sifatnya baru, memerlukan yang lain, yang dapat berubah.

Alam semesta terdiri dalam pelbagai aspek, termasuk tenaga dan radiasi serta hal yang telah diketahui dan baru dalam tahap percaya bahawa pasti ada di antariksa. Bumi, planet-planet dan matahari yang termasuk dalam alam semesta hanyalah merupakan titik kecil di antara lebih dari 200 juta bintang penyusun galaksi bimasakti. Matahari merupakan satu di antara bermilion-milion bintang di alam semesta dan kemungkinan setiap bintang mempunyai susunan tata surya seperti tata surya matahari. Perhitungan sampai ke angka 200 miliyar bintang baru untuk sebuah galaksi.


b. Alam ghaib dan Alam syahadah

Alam semesta dari sisi lain bisa di definisikan sebagai kumpulan jauhar yang tersusun dari maddah (materi) dan shurah (bentuk) yang bisa di klasifikasikan ke dalam wujud kongkret (syahadah) dan wujud abstrak (ghaib). Kemudian, dari sisi lain, alam semesta bisa pula di bagi-bagi kedalam beberapa jenis, seperti benda-benda padat (jamadat), tumbuh-tumbuhan (nabatat), hewan (hayyawanat) dan manusia.

Dalam kehidupannya, manusia berinteraksi dengan alam semesta. Untuk itu manusia harus mengenal alam semesta berikut karakter atau wataknya. Secara umum, alam itu bisa dibedakan menjadi dua jenis : 1). Alam syahadah, dan 2). Alam ghaib.

1. Alam Syahadah adalah wujud yang kongkret dan karenanya dapat di indera. Alam syahadah tunduk kepada hukum evolusi, dalam arti berkembang dan berubah-ubah. Karenanya, Ia adalah fenomena. Misalnya: Gunung, laut, tanah, air, api, udara dsb.

2. Alam Ghaib adalah wujud yang tidak tampak pada indera dan karenanya ia adalah noumena. Dari sisi ini, karakternya hampir sama dengan manusia, yaitu materi dan non materi. Misalnya: Surga, neraka, jin, syetan, iblis, malaikat dsb.

c. Hayawanat, Nabatat dan Jamadat

Sebagaimana telah dijelaskan pada materi sebelumnya, bahwa di alam semesta ini ada yang disebut Jamaadat, nabatat, hayawanat, bahkan ada juga yang menyebut-nyebut tentang jinnat. Diantara mahluk-mahluk Allah itu ada yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan mahluk-mahluk yang lain.

Makhluk-makhluk Alloh yang berupa hayawanat, nabatat, dan jamadat, dapat kita temukan dalam Alquran baik berupa nama surat maupun ayat.

Contoh nama-nama surat 

    • Hayawanat

    • Nabatat

    • Jamadat

1. Jamaadaat

Mahluk ini disebut jamadaat karena mahluk ini tidak bisa hidup, bergerak, menetap dalam satu tempat, karena lafadz jamadat diambil dari kata jamid yang artinya diam, oleh karena itu mahluk ini bisa disebut juga benda mati. Kenapa disebut mahluk Allah karena sama-sama diciptakan oleh Allah.

2. Nabatat

Mahluk ini disebut nabatat, karena dia itu hidup akan tetapi tidak aktif, salah satu ciri bahwa mahluk ini hidup, ia bisa tumbuh yang tadinya bibit menjadi besar Cuma tidak bisa bergerak secara aktif saja, oleh karena itu mahluk ini suka dikenal dengan ungkapan nabati.

3. Hayawanat 

Mahluk ini disebut hayawanat karena dia itu hidup bergerak secara aktif, yang termasuk kedalam mahluk ini ialah binatang dan manusia.

Perbedaan binatang dan manusia

Binatang

1. Mahluk ini menempati ruang dan waktu, akan tetapi tidak mengenal ruang dan waktu. Sebagai cirinya belum pernah ditemukan kalau domba mau kencing mencari dulu kamar mandi dan belum pernah terdengar ada ungkapan sarapan pagi, makan siang dan makan malam, makanya bagi domba tidak mengenal dalam kandang dan di luar kandang salah satu cirinya dia kencing disitu makan disitu, dan bagi domba dia makan itu bukan karena ingin tapi karena lapar, oleh karena itu dia hidup itu hanya untuk mati.

2.  Mahluk ini hanya mengandalkan fisik.

Manusia

1. Mahluk ini bukan hanya menempati ruang dan waktu, tapi mengenal juga ruang dan waktu.

Sebagai cirinya ketika dia mau mandi suka mencari tempat mandi, dan bagi manusia suka ada ungkapan sarapan pagi, makan pagi dan makan malam, bagi manusia ketika dia makan ternyata bukan karena lapar tapi karena ingin. Makanya bagi manusia dia hidup itu untuk hidup.

2. Mahluk ini ternyata tidak hanya sebatas pisik saja tetapi dia mengandalakan akalnya, makanya kalau hanya sebatas pisik saja dia akan kalah dengan bintang dan tidak bisa mempertahankan hidup. Oleh karena itu wajar kalau dalam al-Quran disebutkan

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْ ءَادَمَ

Artinya: "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam. (QS. al-Israa : 70)"

Dengan akalnya manusia bisa menciptakan alat yang bisa mengalahkan kekuatan gajah, dengan akalnya manusia bisa menciptakan alat yang bisa mengalahkan kecepatan kuda, dengan akalnya pula manusia bisa menciptakan alat yang bisa menandingi terbangnya burung.

Oleh karenanya wajar kalau seandainya Allah menjelaskan dalam al-Quran yang berbunyi :

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. (QS. al-Hujuraat : 13)

Dengan ungkapan ini menunjukkan bahwa pada diri manusia bukan hanya wujud fisiknya saja akan tetapi ada juga wujud ruhaninya. Oleh karena itulah kemudian Allah TWT mengutus seorang Rasul untuk mendidik ruhani manusia, sebab ruhani yang terdidik oleh agama bisa mengendalikan akal dan fisik anggota badan. Dalam sebuah hadits disebutkan :

لاَيَزْنِي الزَّانِيْ حِيْنَ يَزْنِيْ وَهُوَ مُؤْمِنٌ

Seorang pezina tidak akan melakukan perzinahan selama keimanannya masih ada. (al-Bukhari, Fathul-Baari : 5/413)

4. Jinnat

Mahluk ini disebut jinnat karena dia tidak bisa dilihat oleh panca indra, karena lafadz jinnat pecahan dari kata jinnun yang memiliki arti terhalang atau tertutup. Diantara mahluk yang termasuk kedalam kelompok ini ialah para malaikat, iblis, dan jin, oleh karena itu kalau ada yang mengatakan bisa melihat mahluk ini bohong besar, karena akan bertentangan dengan du'a Nabi Sulaiman yang berbunyi :

وَهَبْ لِيْ مُلْكًا لاَ يَنْبَغِيْ لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِيْ

Artinya: "Dan anugrahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku."

Dan hadits Nabi yang berbunyi :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ  قَالَ: إِنَّ عِفْرِيتًا مِنْ الْجِنِّ تَفَلَّتَ عَلَيَّ الْبَارِحَةَ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا لِيَقْطَعَ عَلَيَّ الصَّلاَةَ فَأَمْكَنَنِي اللَّهُ مِنْهُ فَأَرَدْتُ أَنْ أَرْبِطَهُ إِلَى سَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي الْمَسْجِدِ حَتَّى تُصْبِحُوا وَتَنْظُرُوا إِلَيْهِ كُلُّكُمْ فَذَكَرْتُ قَوْلَ أَخِي سُلَيْمَانَ رَبِّ هَبْ لِي مُلْكًا لاَ يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي قَالَ رَوْحٌ فَرَدَّهُ خَاسِئًا

Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi saw bersabda : Sesungguhnya Ifrit itu termasuk golongan jin, ia menggangguku dengan kalimat yang salah supaya sholatku menjadi batal, jika Allah menghendaki aku bermaksud mengikatnya pada salah satu tiang masjid sampai pagi sehingga kamu sekalian bisa melihatnya, tapi aku ingat ucapan saudaraku Sulaiman yang berbunyi "Ya Tuhanku anugrahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku". Rouh berkata : Kemudian Nabi melepaskannya. (al-Bukhari, Fathul-Baari : 2/218)

Artinya kedua dalil ini menjadi satu arahan tentang tidak mungkinnya seorang manusia bisa melihat jin apalagi bisa mengendalikannya. Makanya wajar imam Syafi'I mengatakan :

مَنْ زَعَمَ أَنَّهُ يَرَى الْجِنَّ أَبْطَلْنَا شَهَادَتَهُ، إِلاَّ أَنْ يَكُوْنَ نَبِيًّا

Barang siapa yang berkata sesungguhnya pernah melihat jin kami menganggap batal syahadatnya, kecuali Nabi. (Manaqib asy-Syafi'i, Fathul-Baari : 6/497) 

Daftar pustaka:

https://zahayu.wordpress.com/pengertian-alam-semesta/

http://masjidal-hidayah.blogspot.com/2012/03/macam-macam-makhluk-allah.html

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan Siswa Kelas 10, Bab 3