Jumat, 01 Maret 2024

Catatan Siswa Kelas 10

Materi Kepesantrenan 
Aqidah 10
Bab 1 Aqidah Uluhiyyah
A. Mengenal Alloh melalui Sifat-sifatnya
B. Mengenal Alloh melalui Alam Semesta
Bab 2 Aqidah Rububiyyah
A. Mengenal Makhluk-Maklhuk Alloh
B. Makhluk ghaib dan Makhluk syahadah/terlihat
Bab 3 Aqidah Mu'amalah
A. Ibadah Mahdloh
B. Ibadah ghoer mahdloh
C. Ibadah Hak

========================================================== 








Aqidah 12.3

BAB 3 Aqidah Mu'amalah

a. Ibadah Personal
b. Ibadah Sosial

======

a. Ibadah Personal / perseorangan
Ibadah bermakna pengabdian manusia kepada Tuhan atau penghambaan diri kepada-Nya. Karena manusia (dan semesta) adalah ciptaan Dia.

Dalam kehidupan sehari-hari, penyebutan kata ini sering lebih dimaknai sebagai pengabdian berdimensi personal, seperti salat, puasa, haji, membaca al-Qur’an, membaca Tahlil, Shalawatan, Istighatsah dan sejenisnya. Ibadah personal semacam ini biasa disebut sebagai Ibadah Mahdhah, pengabdian yang berkaitan dengan hubungan antara manusia dengan Tuhan atau “Hablun min Allah”.

Dalam teks-teks fiqh klasik kita dapat melihat bahwa bidang Ibadat (ibadah personal) merupakan satu bagian saja dari banyak bidang keagamaan lain seperti mu’amalat madaniyah (hubungan keperdataan), munakahat, (perkawinan, hukum keluarga), Jinayat (pidana), Qadha (peradilan) dan Imamah (politik).

​​​​​​​Jadi dapat dikatakan bahwa ibadah berdimensi personal atau individual, hasilnya hanya untuk dirinya sendiri. Disamping ibadah personal ini ada ibadah lain yang hasilnya bisa berdampak kepada orang lain, yaitu ibadah yang sosial dan kemanusiaan atau “Hablun min al-Nas”.

b. Ibadah Sosial

Perhatian Islam terhadap persoalan-persoalan publik dalam banyak hal jauh lebih besar dan lebih luas daripada perhatiannya terhadap persoalan-persoalan personal yang sifatnya sekunder (sunnah, bukan fardhu/wajib).
Dalam sebuah kaedah fiqh disebutkan :

العمل المتعدی افضل من العمل القاصر

Artinya: Amal ibadah yang membawa effek lebih luas lebih utama daripada amal ibadah yang membawa efek terbatas."

Imam Abu Hamid Al Ghazali mengungkapkannya dengan bahasa : “Ibadah yang memberi manfa’at yang menyebar luas lebih utama daripada ibadah yang membawa manfa’at yang terbatas”. Hal ini beliau ungkapkan di dalam kitab Bidayah al-Hidayah.

Contoh ibadah sosial adalah menyantuni anak yatim, membantu fakir-miskin, menolong para korban bencana, merawat alam dan lingkungan, berbuat baik dan kasih sayang kepada sesama, dan lainnya. Semua itu merupakan bentuk-bentuk ibadah sosial yang memberi manfaat atau kemaslahatan kepada masyarakat banyak.

==========

Evaluasi

 

 


Aqidah 11.3

BAB 3 Mengenal Mu'amalah Tata Laku Bertindak dan Bergerak
a. Ibadah mahdloh
b. Ibadah Ghoir mahdloh
b. Ibadah Haq

=====

Mengenal Mu'amalah Tata Laku Bertindak dan Bergerak

Muamalah adalah hubungan antar manusia, hubungan sosial, atau hablum minannas. Dalam syariat Islam hubungan antar manusia tidak dirinci jenisnya, tetapi diserahkan kepada manusia mengenai bentuknya. Islam hanya membatasi bagian-bagian yang penting dan mendasar berupa larangan Allah dalam Al-Quran atau larangan Rasul-Nya yang didapat dalam As-Sunnah.

Dari segi bahasa, muamalah bersal dari kata ‘aamala, yu’amilu, mu’amalat yang berarti perlakuan (tata laku) atau bergerak dalam tindakan terhadap orang lain, hubungan kepentingan (seperti jual-beli, sewa dsb). Sedangkan secara terminologis muamalah berarti bagian hukum amaliah selain ibadah yang mengatur hubungan orang-orang mukallaf antara yang satu dengan lainnya baik secara individu, dalam keluarga, maupun bermasyarakat.

Berbeda dengan masalah ibadah, ketetapan-ketetapan Allah dalam masalah muamalah terbatas pada yang pokok-pokok saja. Penjelasan Nabi, kalaupun ada, tidak terperinci seperti halnya dalam masalah ibadah. Oleh karena itu, bidang muamalah terbuka sifatnya untuk dikembangkan melalui ijtihad. Kalau dalam bidang ibadah tidak mungkin dilakukan modernisasi, maka dalam bidang muamalah sangat memungkinkan untuk dilakukan modernisasi.

a. Pengertian ibadah mahdloh dan ghoir mahdloh.

1. Ibadah Mahdloh

Menurut bahasa, mahdhah memiliki arti 'murni' atau 'tak bercampur'. Sedangkan ghairu mahdhah memiliki arti 'tidak murni' atau 'bercampur dengan yang lain'.

Ibadah mahdloh adalah ibadah/penghambaan seorang manusia yang langsung berbuat 'baik' kepada Alloh sang pencipta. 

2. Ibadah Ghoer Mahdloh, yaitu ibadah yang sudah tercampur tidak langsung berbuat 'baik' kepada Alloh, melainkan ibadah/penghambaan dengan cara berbuat kepada sesama makhluk.

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, manusia akan selalu membutuhkan pertolongan dari manusia lainnya. Hal ini karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Dalam syariat Islam, hubungan antar manusia dengan manusia disebut sebagai muamalah.

Arti muamalah dalam Islam adalah suatu kegiatan yang mengatur hal-hal yang berhubungan dengan tata cara hidup hidup sesama umat manusia untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari. Sedangkan, yang termasuk dalam kegiatan muamalah di antaranya ialah jual beli, sewa menyewa, utang piutang, dan lain sebagainya.

b. Bentuk-bentuk ibadah mahdloh dan ghoir mahdloh.

1. Bentuk ibadah mahdloh berupa berbuat 'baik' yang langsung kepada Alloh, seperti sholat, puasa, zakat, dan haji. Bahkan banyak kaum muslimin menganggap bahwa ibadah mereka adalah ibadah yang masuk ke dalam kelompok ibadah mahdhah.

Alloh TWT berfirman, QS. Al-Baqoroh: 21-21:

 يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ اعۡبُدُوۡا رَبَّكُمُ الَّذِىۡ خَلَقَكُمۡ وَالَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَ ۙ ‏

Artinya: "Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa."

الَّذِىۡ جَعَلَ لَـكُمُ الۡاَرۡضَ فِرَاشًا وَّالسَّمَآءَ بِنَآءً وَّاَنۡزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَاَخۡرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزۡقًا لَّـكُمۡ‌ۚ فَلَا تَجۡعَلُوۡا لِلّٰهِ اَنۡدَادًا وَّاَنۡـتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ

Artinya "(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui."

2. Bentuk ibadah ghoer mahdloh berupa berbuat baik kepada sesama makhluk atas dasar beribadah kepada Alloh, diantaranya saling tolong menolong (dalam ketakwaan), tidak memalingkan wajah, tidak berjalan dengan sombong.

Berkaitan dengan tolong menolong dalam ketakwaan, Alloh TWT berfirman, QS. Al-Maidah:2 :

 وَتَعَاوَنُوۡا عَلَى الۡبِرِّ وَالتَّقۡوٰى‌ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوۡا عَلَى الۡاِثۡمِ وَالۡعُدۡوَانِ‌ ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيۡدُ الۡعِقَابِ

Artinya: "... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya."

Adapun ayat yang berkenaan dengan tidak diperbolehkannya memalingkan muka, adalah firman Alloh TWT dalam QS. Lukman: 18-19

 وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِى الۡاَرۡضِ مَرَحًا ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٍ فَخُوۡرٍۚ

ِArtinya: "Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri."

وَاقۡصِدۡ فِىۡ مَشۡيِكَ وَاغۡضُضۡ مِنۡ صَوۡتِكَ‌ؕ اِنَّ اَنۡكَرَ الۡاَصۡوَاتِ لَصَوۡتُ الۡحَمِيۡرِ

Artinya: "Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai."

Dari uraian di atas, maka dapatlah diketahui bahwa aqidah mu'amalah merupakan aqidah/ikatan atau keyakinan yang kuat pada diri seseorang terhadap apa yang diyakini tentang keberadaan Alloh yang patut disembah dan diibadahi dalam kehidupan ini dengan tidak meninggalkan berbuat baik kepada sesama makhluknya.

 c. Ibadah Haq

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa ibadah adalah bentuk perbuatan baik kepada Alloh dan kepada sesama makhluk, tetapi kedua-keduanya adalah merupakan perintah Alloh kepada kita sebagai makhluknya. Maka ibadah yang hak adalah beribadah kepada Alloh karena Alloh, dan beribadah dengan berbuat baik kepada sesama juga karena Alloh.

Perkataan atau perbuatan dalam ibadah terhadap sesama makhluk asalnya bukanlah ibadah. Akan tetapi, statusnya dapat berubah menjadi ibadah jika melihat dan menimbang niat orang yang melaksanakannya. Sejatinya niat berbuat baik adalah karena Alloh, dengan harapan mendapatkan keridoan dan pahala atas kebaik, dan mendapatkan ampunan atas kekhilafan, dosa dan kesalahan.

Aqidah 10.3

 Bab 3 Aqidah Mu'amalah

A. Ibadah Mahdloh
B. Ibadah ghoer mahdloh
C. Ibadah Hak

======= 

Aqidah Mu'amalah

Manusia diciptakan ke dunia ini bukanlah hidup yang sia-sia, tetapi hidup untuk beribadah sebagaimana firman Alloh TWT dalam QS. Adz-Dzariyat

وَمَا خَلَقۡتُ الۡجِنَّ وَالۡاِنۡسَ اِلَّا لِيَعۡبُدُوۡنِ
Artinya: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."

Bentuk ibadah manusia dalam kesehariannya terbagi menjadi dua, yaitu 1) Ibadah mahdloh, dan (2) ibadah ghoer mahdloh.

A. Pengertian ibadah mahdloh dan ghoir mahdloh.

1. Ibadah Mahdloh

Menurut bahasa, mahdhah memiliki arti 'murni' atau 'tak bercampur'. Sedangkan ghairu mahdhah memiliki arti 'tidak murni' atau 'bercampur dengan yang lain'.

Ibadah mahdloh adalah ibadah/penghambaan seorang manusia yang langsung berbuat 'baik' kepada Alloh sang pencipta. 

2. Ibadah Ghoer Mahdloh, yaitu ibadah yang sudah tercampur tidak langsung berbuat 'baik' kepada Alloh, melainkan ibadah/penghambaan dengan cara berbuat kepada sesama makhluk.

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, manusia akan selalu membutuhkan pertolongan dari manusia lainnya. Hal ini karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Dalam syariat Islam, hubungan antar manusia dengan manusia disebut sebagai muamalah.

Arti muamalah dalam Islam adalah suatu kegiatan yang mengatur hal-hal yang berhubungan dengan tata cara hidup hidup sesama umat manusia untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari. Sedangkan, yang termasuk dalam kegiatan muamalah di antaranya ialah jual beli, sewa menyewa, utang piutang, dan lain sebagainya.

B. Bentuk-bentuk ibadah mahdloh dan ghoir mahdloh.

1. Bentuk ibadah mahdloh berupa berbuat 'baik' yang langsung kepada Alloh, seperti sholat, puasa, zakat, dan haji. Bahkan banyak kaum muslimin menganggap bahwa ibadah mereka adalah ibadah yang masuk ke dalam kelompok ibadah mahdhah.

Alloh TWT berfirman, QS. Al-Baqoroh: 21-21:

 يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ اعۡبُدُوۡا رَبَّكُمُ الَّذِىۡ خَلَقَكُمۡ وَالَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَ ۙ ‏

Artinya: "Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa."

الَّذِىۡ جَعَلَ لَـكُمُ الۡاَرۡضَ فِرَاشًا وَّالسَّمَآءَ بِنَآءً وَّاَنۡزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَاَخۡرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزۡقًا لَّـكُمۡ‌ۚ فَلَا تَجۡعَلُوۡا لِلّٰهِ اَنۡدَادًا وَّاَنۡـتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ

Artinya "(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui."

2. Bentuk ibadah ghoer mahdloh berupa berbuat baik kepada sesama makhluk atas dasar beribadah kepada Alloh, diantaranya saling tolong menolong (dalam ketakwaan), tidak memalingkan wajah, tidak berjalan dengan sombong.

Berkaitan dengan tolong menolong dalam ketakwaan, Alloh TWT berfirman, QS. Al-Maidah:2 :

 وَتَعَاوَنُوۡا عَلَى الۡبِرِّ وَالتَّقۡوٰى‌ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوۡا عَلَى الۡاِثۡمِ وَالۡعُدۡوَانِ‌ ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيۡدُ الۡعِقَابِ

Artinya: "... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya."

Adapun ayat yang berkenaan dengan tidak diperbolehkannya memalingkan muka, adalah firman Alloh TWT dalam QS. Lukman: 18-19

 وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِى الۡاَرۡضِ مَرَحًا ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٍ فَخُوۡرٍۚ

ِArtinya: "Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri."

وَاقۡصِدۡ فِىۡ مَشۡيِكَ وَاغۡضُضۡ مِنۡ صَوۡتِكَ‌ؕ اِنَّ اَنۡكَرَ الۡاَصۡوَاتِ لَصَوۡتُ الۡحَمِيۡرِ

Artinya: "Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai."

Dari uraian di atas, maka dapatlah diketahui bahwa aqidah mu'amalah merupakan aqidah/ikatan atau keyakinan yang kuat pada diri seseorang terhadap apa yang diyakini tentang keberadaan Alloh yang patut disembah dan diibadahi dalam kehidupan ini dengan tidak meninggalkan berbuat baik kepada sesama makhluknya.

 C. Ibadah Hak.

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa ibadah adalah bentuk perbuatan baik kepada Alloh dan kepada sesama makhluk, tetapi kedua-keduanya adalah merupakan perintah Alloh kepada kita sebagai makhluknya. Maka ibadah yang hak adalah beribadah kepada Alloh karena Alloh, dan beribadah dengan berbuat baik kepada sesama juga karena Alloh.

Perkataan atau perbuatan dalam ibadah terhadap sesama makhluk asalnya bukanlah ibadah. Akan tetapi, statusnya dapat berubah menjadi ibadah jika melihat dan menimbang niat orang yang melaksanakannya. Sejatinya niat berbuat baik adalah karena Alloh, dengan harapan mendapatkan keridoan dan pahala atas kebaik, dan mendapatkan ampunan atas kekhilafan, dosa dan kesalahan.

 

 

Aqidah 12.2

BAB 2 Aqidah Rububiyah

a. Alam semesta
b. Alam ghaib dan Alam syahadah
c. Hayawanat, Nabatat dan Jamadat

=======

a. Alam Semesta

Alam semesta, menurut orang Babylonia (kurang lebih 700-600 SM), merupakan suatu ruangan atau selungkup dengan bumi yang datar sebagai lantainya dan langit beserta bintang sebagai atapnya. Jadi, alam semesta atau alam semesta adalah suatu ruangan yang sangat besar yang di dalamnya terdapat kehidupan yang biotik dan abiotik, serta di dalamnya terjadi segala peristiwa alam baik yang dapat diungkapkan oleh manusia mahupun yang tidak.

Menurut pandapat lain, alam merupakan segalanya selain Allah yang sifatnya baru, memerlukan yang lain, yang dapat berubah.

Alam semesta terdiri dalam pelbagai aspek, termasuk tenaga dan radiasi serta hal yang telah diketahui dan baru dalam tahap percaya bahawa pasti ada di antariksa. Bumi, planet-planet dan matahari yang termasuk dalam alam semesta hanyalah merupakan titik kecil di antara lebih dari 200 juta bintang penyusun galaksi bimasakti. Matahari merupakan satu di antara bermilion-milion bintang di alam semesta dan kemungkinan setiap bintang mempunyai susunan tata surya seperti tata surya matahari. Perhitungan sampai ke angka 200 miliyar bintang baru untuk sebuah galaksi.


b. Alam ghaib dan Alam syahadah

Alam semesta dari sisi lain bisa di definisikan sebagai kumpulan jauhar yang tersusun dari maddah (materi) dan shurah (bentuk) yang bisa di klasifikasikan ke dalam wujud kongkret (syahadah) dan wujud abstrak (ghaib). Kemudian, dari sisi lain, alam semesta bisa pula di bagi-bagi kedalam beberapa jenis, seperti benda-benda padat (jamadat), tumbuh-tumbuhan (nabatat), hewan (hayyawanat) dan manusia.

Dalam kehidupannya, manusia berinteraksi dengan alam semesta. Untuk itu manusia harus mengenal alam semesta berikut karakter atau wataknya. Secara umum, alam itu bisa dibedakan menjadi dua jenis : 1). Alam syahadah, dan 2). Alam ghaib.

1. Alam Syahadah adalah wujud yang kongkret dan karenanya dapat di indera. Alam syahadah tunduk kepada hukum evolusi, dalam arti berkembang dan berubah-ubah. Karenanya, Ia adalah fenomena. Misalnya: Gunung, laut, tanah, air, api, udara dsb.

2. Alam Ghaib adalah wujud yang tidak tampak pada indera dan karenanya ia adalah noumena. Dari sisi ini, karakternya hampir sama dengan manusia, yaitu materi dan non materi. Misalnya: Surga, neraka, jin, syetan, iblis, malaikat dsb.

c. Hayawanat, Nabatat dan Jamadat

Sebagaimana telah dijelaskan pada materi sebelumnya, bahwa di alam semesta ini ada yang disebut Jamaadat, nabatat, hayawanat, bahkan ada juga yang menyebut-nyebut tentang jinnat. Diantara mahluk-mahluk Allah itu ada yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan mahluk-mahluk yang lain.

Makhluk-makhluk Alloh yang berupa hayawanat, nabatat, dan jamadat, dapat kita temukan dalam Alquran baik berupa nama surat maupun ayat.

Contoh nama-nama surat 

    • Hayawanat

    • Nabatat

    • Jamadat

1. Jamaadaat

Mahluk ini disebut jamadaat karena mahluk ini tidak bisa hidup, bergerak, menetap dalam satu tempat, karena lafadz jamadat diambil dari kata jamid yang artinya diam, oleh karena itu mahluk ini bisa disebut juga benda mati. Kenapa disebut mahluk Allah karena sama-sama diciptakan oleh Allah.

2. Nabatat

Mahluk ini disebut nabatat, karena dia itu hidup akan tetapi tidak aktif, salah satu ciri bahwa mahluk ini hidup, ia bisa tumbuh yang tadinya bibit menjadi besar Cuma tidak bisa bergerak secara aktif saja, oleh karena itu mahluk ini suka dikenal dengan ungkapan nabati.

3. Hayawanat 

Mahluk ini disebut hayawanat karena dia itu hidup bergerak secara aktif, yang termasuk kedalam mahluk ini ialah binatang dan manusia.

Perbedaan binatang dan manusia

Binatang

1. Mahluk ini menempati ruang dan waktu, akan tetapi tidak mengenal ruang dan waktu. Sebagai cirinya belum pernah ditemukan kalau domba mau kencing mencari dulu kamar mandi dan belum pernah terdengar ada ungkapan sarapan pagi, makan siang dan makan malam, makanya bagi domba tidak mengenal dalam kandang dan di luar kandang salah satu cirinya dia kencing disitu makan disitu, dan bagi domba dia makan itu bukan karena ingin tapi karena lapar, oleh karena itu dia hidup itu hanya untuk mati.

2.  Mahluk ini hanya mengandalkan fisik.

Manusia

1. Mahluk ini bukan hanya menempati ruang dan waktu, tapi mengenal juga ruang dan waktu.

Sebagai cirinya ketika dia mau mandi suka mencari tempat mandi, dan bagi manusia suka ada ungkapan sarapan pagi, makan pagi dan makan malam, bagi manusia ketika dia makan ternyata bukan karena lapar tapi karena ingin. Makanya bagi manusia dia hidup itu untuk hidup.

2. Mahluk ini ternyata tidak hanya sebatas pisik saja tetapi dia mengandalakan akalnya, makanya kalau hanya sebatas pisik saja dia akan kalah dengan bintang dan tidak bisa mempertahankan hidup. Oleh karena itu wajar kalau dalam al-Quran disebutkan

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْ ءَادَمَ

Artinya: "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam. (QS. al-Israa : 70)"

Dengan akalnya manusia bisa menciptakan alat yang bisa mengalahkan kekuatan gajah, dengan akalnya manusia bisa menciptakan alat yang bisa mengalahkan kecepatan kuda, dengan akalnya pula manusia bisa menciptakan alat yang bisa menandingi terbangnya burung.

Oleh karenanya wajar kalau seandainya Allah menjelaskan dalam al-Quran yang berbunyi :

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. (QS. al-Hujuraat : 13)

Dengan ungkapan ini menunjukkan bahwa pada diri manusia bukan hanya wujud fisiknya saja akan tetapi ada juga wujud ruhaninya. Oleh karena itulah kemudian Allah TWT mengutus seorang Rasul untuk mendidik ruhani manusia, sebab ruhani yang terdidik oleh agama bisa mengendalikan akal dan fisik anggota badan. Dalam sebuah hadits disebutkan :

لاَيَزْنِي الزَّانِيْ حِيْنَ يَزْنِيْ وَهُوَ مُؤْمِنٌ

Seorang pezina tidak akan melakukan perzinahan selama keimanannya masih ada. (al-Bukhari, Fathul-Baari : 5/413)

4. Jinnat

Mahluk ini disebut jinnat karena dia tidak bisa dilihat oleh panca indra, karena lafadz jinnat pecahan dari kata jinnun yang memiliki arti terhalang atau tertutup. Diantara mahluk yang termasuk kedalam kelompok ini ialah para malaikat, iblis, dan jin, oleh karena itu kalau ada yang mengatakan bisa melihat mahluk ini bohong besar, karena akan bertentangan dengan du'a Nabi Sulaiman yang berbunyi :

وَهَبْ لِيْ مُلْكًا لاَ يَنْبَغِيْ لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِيْ

Artinya: "Dan anugrahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku."

Dan hadits Nabi yang berbunyi :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ  قَالَ: إِنَّ عِفْرِيتًا مِنْ الْجِنِّ تَفَلَّتَ عَلَيَّ الْبَارِحَةَ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا لِيَقْطَعَ عَلَيَّ الصَّلاَةَ فَأَمْكَنَنِي اللَّهُ مِنْهُ فَأَرَدْتُ أَنْ أَرْبِطَهُ إِلَى سَارِيَةٍ مِنْ سَوَارِي الْمَسْجِدِ حَتَّى تُصْبِحُوا وَتَنْظُرُوا إِلَيْهِ كُلُّكُمْ فَذَكَرْتُ قَوْلَ أَخِي سُلَيْمَانَ رَبِّ هَبْ لِي مُلْكًا لاَ يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِي قَالَ رَوْحٌ فَرَدَّهُ خَاسِئًا

Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi saw bersabda : Sesungguhnya Ifrit itu termasuk golongan jin, ia menggangguku dengan kalimat yang salah supaya sholatku menjadi batal, jika Allah menghendaki aku bermaksud mengikatnya pada salah satu tiang masjid sampai pagi sehingga kamu sekalian bisa melihatnya, tapi aku ingat ucapan saudaraku Sulaiman yang berbunyi "Ya Tuhanku anugrahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku". Rouh berkata : Kemudian Nabi melepaskannya. (al-Bukhari, Fathul-Baari : 2/218)

Artinya kedua dalil ini menjadi satu arahan tentang tidak mungkinnya seorang manusia bisa melihat jin apalagi bisa mengendalikannya. Makanya wajar imam Syafi'I mengatakan :

مَنْ زَعَمَ أَنَّهُ يَرَى الْجِنَّ أَبْطَلْنَا شَهَادَتَهُ، إِلاَّ أَنْ يَكُوْنَ نَبِيًّا

Barang siapa yang berkata sesungguhnya pernah melihat jin kami menganggap batal syahadatnya, kecuali Nabi. (Manaqib asy-Syafi'i, Fathul-Baari : 6/497) 

Daftar pustaka:

https://zahayu.wordpress.com/pengertian-alam-semesta/

http://masjidal-hidayah.blogspot.com/2012/03/macam-macam-makhluk-allah.html

 

Aqidah 11.2

 BAB 2 Mengenal Makhluk-makhluk Alloh

a. Malaikat
b. Manusia dan Jin
c. Iblis
d. Syetan

======== 

Mengenal Makhluk-makhluk Alloh.

Berikut adalah makhluk-makhluk Alloh beserta asal penciptaannya.

a. Malaikat dari cahaya

خلقت الملآئكت من نور وخلق الجان من مارج من نار وخلق ادم  مما وصف لكم ( رواه البخاري )

“Malaikat itu diciptakan dari cahaya sedangkan jin dari nyala api dan adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan pada kamu semua”. (dari tanah). (H.R. Muslim dan Aisyah).

a. Malaikat dalam Alquran

    Albaqarah: 285 

اٰمَنَ الرَّسُوۡلُ بِمَاۤ اُنۡزِلَ اِلَيۡهِ مِنۡ رَّبِّهٖ وَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ‌ؕ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓٮِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ ۚ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ اَحَدٍ مِّنۡ رُّسُلِهٖ‌ ۚ وَقَالُوۡا سَمِعۡنَا وَاَطَعۡنَا‌ ۖ غُفۡرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيۡكَ الۡمَصِيۡرُ

Aamanar-Rasuulu bimaaa unzila ilaihi mir-Rabbihii walmu'minuun; kullun aamana billaahi wa Malaaa'ikathihii wa Kutubhihii wa Rusulih laa nufarriqu baina ahadim-mir-Rusulihii wa qooluu sami'naa wa ata'naa ghufraanaka Rabbanaa wa ilaikal-masiir

285. Beriman Rasul (Muhammad) kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman (kepada rasul yang lain yang ada sebelumnya). Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), "Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya." Dan mereka berkata, "Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali."

    QS AT Tahrim 6

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا قُوۡۤا اَنۡفُسَكُمۡ وَاَهۡلِيۡكُمۡ نَارًا وَّقُوۡدُهَا النَّاسُ وَالۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا مَلٰٓٮِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعۡصُوۡنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُوۡنَ مَا يُؤۡمَرُوۡنَ

Yaaa ayyuhal laziina samanuu quuu anfusakum wa ahliikum naaranw waquudu han naasu wal hijaaratu 'alaihaa malaaa'ikatun ghilaazun shidaadul laa ya'suunal laaha maa amarahum wa yaf'aluuna maa yu'maruun

6. "Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

    Q.S An-Nisa’ ayat 136:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اٰمِنُوۡا بِاللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ مِنۡ قَبۡلُ‌ؕ وَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓٮِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلٰلًاۢ بَعِيۡدًا

Yaaa aiyuhal laziina aamanuuu aaminuu billaahi wa Rasuulihii wal Kitaabil lazii nazzala 'alaa Rasuulihii wal Kitaabil laziii anzala min qabl; wa mai yakfur billaahi wa Malaaa'ikatihii wa Kutubihii wa Rusulihii wal Yawmil Aakhiri faqad dalla dalaalam ba'ii

136. "Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh."

b. Malaikat-malaikat Alloh dan tugas-tugasnya

No
Nama Malaikat
Tugas
1
Jibril
Menyampaikan wahyu
2
Mikail
Membagi rejeki
3
Izrail
Pencabut nyawa
4
Israfil
Peniup sangkakala
5
Raqib
Pencatat amal baik
6
Atid
Pencatat amal jelek
7
Munkar
Penanya orang mati
8
Nakir
Penanya orang mati
9
Malik
Penjaga neraka
10
Ridwan
Penjaga surga

b. Manusia dan Jin

    a. Manusia

QS. Shad: 71

 اِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلٰٓٮِٕكَةِ اِنِّىۡ خَالِـقٌ ۢ بَشَرًا مِّنۡ طِيۡنٍ

Idz qoola Rabbuka lilmalaaa'ikati innii khaaliqum basharam min tiin

71. (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.

    Manusia dengan sebutannya.

    Manusia disebut dengan berbagai macam nama sesuai dengan karakternya, yaitu:

    - An-nas, artinya lupa

    - Manus, artinya dibetahkan (betah)

              - Insan, (yang lupa atau yang betah?)

              - Anam (yang tidur)

    - Basyar (berita gembira), -membawa berita gembira, menerima berita gembira, [kabar gembira]

  b. Jin

Jin adalah manusia yang sudah meninggal dan berada di alam ruh, selama engkau manusia menyebutnya sebagai makhluk jahat manakala disatukan oleh Alloh TWT (Tabaraka wa Ta'ala). Namun apabila engkau manusia menyebutnya sebagai makhluk baik, maka ia bisa menjadi malaikat hafadzah, bagi orang yang didatanginya.

 c. Iblis dan Syetan 

Iblis dan syetan bisa dianggap sebagai makhluk yang terpisah, tapi bisa juga dianggap sebagai makhluk yang sama. Bahkan iblis juga bisa digolongkan sebgai jin.

Iblis adalah syetan

Iblis dan syetan adalah makhluk yang sama. Hal ini sebagaimana dapat ditemukan dalam firman Alloh TWT, QS. Al-A'raf, 11 :

 وَلَقَدۡ خَلَقۡنٰكُمۡ ثُمَّ صَوَّرۡنٰكُمۡ ثُمَّ قُلۡنَا لِلۡمَلٰۤٮِٕكَةِ اسۡجُدُوۡا لِاٰدَمَ‌ ۖ فَسَجَدُوۡۤا اِلَّاۤ اِبۡلِيۡسَؕ لَمۡ يَكُنۡ مِّنَ السّٰجِدِيۡنَ

Wa laqad khalaqnaakum summa sawwarnaakum summa qulnaa lilmalaaa'ikatis juduu li Aadama fa-sajaduuu illaaa Ibliisa lam yakum minas saajidiin

11. Dan sungguh, Kami telah menciptakan kamu, kemudian membentuk (tubuh)mu, kemudian Kami berfirman kepada para malaikat, "Bersujudlah kamu kepada Adam," maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia (Iblis) tidak termasuk mereka yang bersujud.


‌قَالَ مَا مَنَعَكَ اَلَّا تَسۡجُدَ اِذۡ اَمَرۡتُكَ‌ ؕ قَالَ اَنَا خَيۡرٌ مِّنۡهُ‌ ۚ خَلَقۡتَنِىۡ مِنۡ نَّارٍ وَّخَلَقۡتَهٗ مِنۡ طِيۡنٍ

Qoola maa mana'aka allaa tasjuda iz amartuka qoola ana khairum minhu khalaqtanii min naarinw wa khalaqtahuu min tiin

12. (Allah) berfirman, [Kepada makhluknya yang tidak bersujud: iblis] "Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku menyuruhmu?" (Iblis) menjawab, "Aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah."

>>>> iblis menjadi syetan

 وَاِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلٰٓٮِٕكَةِ اسۡجُدُوۡا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوۡٓا اِلَّاۤ اِبۡلِيۡسَؕ اَبٰى وَاسۡتَكۡبَرَ وَكَانَ مِنَ الۡكٰفِرِيۡنَ

Wa iz qulnaa lilmalaaa'i katis juduu liAadama fasajaduuu illaaa Ibliisa abaa wastakbara wa kaana minal kaafiriin

34. Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam!" Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir.

وَقُلۡنَا يٰٓـاٰدَمُ اسۡكُنۡ اَنۡتَ وَزَوۡجُكَ الۡجَـنَّةَ وَكُلَا مِنۡهَا رَغَدًا حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُوۡنَا مِنَ الظّٰلِمِيۡنَ

Wa qulnaa yaaa Aadamus kun anta wa zawjukal jannata wa kulaa minhaa raghadan haisu shi'tumaa wa laa taqabaa haazihish shajarata fatakuunaa minaz zaalimiin

35. Dan Kami berfirman, "Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zhalim!"

فَاَزَلَّهُمَا الشَّيۡطٰنُ عَنۡهَا فَاَخۡرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيۡهِ‌ وَقُلۡنَا اهۡبِطُوۡا بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوٌّ ۚ وَلَـكُمۡ فِى الۡاَرۡضِ مُسۡتَقَرٌّ وَّمَتَاعٌ اِلٰى حِيۡنٍ

Fa azallahumash Shaitaanu 'anhaa fa akhrajahumaa mimmaa kaanaa fii wa qulnah bituu ba'dukum liba'din 'aduwwunw wa lakum fil ardi mustaqarrunw wa mataa'un ilaa hiin

36. Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga sehingga keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya di sana (surga). Dan Kami berfirman, "Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan."

فَتَلَقّٰٓى اٰدَمُ مِنۡ رَّبِّهٖ كَلِمٰتٍ فَتَابَ عَلَيۡهِ‌ؕ اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيۡمُ‏

Fatalaqqooa Aadamu mir Rabbihii Kalimaatin fataaba 'alayh; innahuu Huwat Tawwaabur Rahiim

37. Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sungguh, Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.

[]Iblis yang sakit hati, setan yang memperdayakan; Karena setan ini adalah iblis[] 

Iblis adalah syetan

 وَاِذۡ قُلۡنَا لِلۡمَلٰۤٮِٕكَةِ اسۡجُدُوۡا لِاٰدَمَ فَسَجَدُوۡۤا اِلَّاۤ اِبۡلِيۡسَؕ كَانَ مِنَ الۡجِنِّ فَفَسَقَ عَنۡ اَمۡرِ رَبِّهٖؕ اَفَتَـتَّخِذُوۡنَهٗ وَذُرِّيَّتَهٗۤ اَوۡلِيَآءَ مِنۡ دُوۡنِىۡ وَهُمۡ لَـكُمۡ عَدُوٌّ ؕ بِئۡسَ لِلظّٰلِمِيۡنَ بَدَلًا

Wa iz qulnaa lilma laaa'ikatis juduu li Aadama fasajaduuu illaaa Ibliisa kaana minal jinni fafasaqa 'an amri Rabbih; afatattakhizuunahuu wa zurriyatahuuu awliyaaa'a min duunii wa hum lakum 'aduww; bi'sa lizzaalimiina badalaa

50. "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam!" Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Dia adalah dari (golongan) jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhannya. Pantaskah kamu menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku, padahal mereka adalah musuhmu? Sangat buruklah (Iblis itu) sebagai pengganti (Allah) bagi orang yang zhalim."

Catatan Siswa Kelas 10

Materi Kepesantrenan  Aqidah 10 Bab 1 Aqidah Uluhiyyah A. Mengenal Alloh melalui Sifat-sifatnya B. Mengenal Alloh melalui Alam Semesta Bab 2...