Jumat, 01 Maret 2024

Aqidah 10.3

 Bab 3 Aqidah Mu'amalah

A. Ibadah Mahdloh
B. Ibadah ghoer mahdloh
C. Ibadah Hak

======= 

Aqidah Mu'amalah

Manusia diciptakan ke dunia ini bukanlah hidup yang sia-sia, tetapi hidup untuk beribadah sebagaimana firman Alloh TWT dalam QS. Adz-Dzariyat

وَمَا خَلَقۡتُ الۡجِنَّ وَالۡاِنۡسَ اِلَّا لِيَعۡبُدُوۡنِ
Artinya: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."

Manusia hidup tidaklah berdiri sendiri, melainkan bersama-sama dengan yang lain. Manusia sebagai makhluk hidup diciptakan oleh Sang Kholik, Pencipta yaitu Alloh TWT. Dan manusia sebagai ciptaan tidaklah hidup sendirian melainkan bersama-sama dengan yang lain, baik sesama manusia, binatang dan juga tumbuhan termasuk juga lingkungan sekitar. 

Oleh karena hal tersebut, manusia dituntut untuk bisa bergaul (bermu'amalah) baik kepada sang pencipta, maupun kepada sesama ciptaan yang lainnya. Perbuatan bermu'amalah yang dilakukan oleh manusia tersebut akan bernilai ibadah di sisi tuhannya.

Bentuk ibadah manusia dalam kesehariannya terbagi menjadi dua, yaitu 1) Ibadah mahdloh, dan (2) ibadah ghoer mahdloh.

A. Pengertian ibadah mahdloh dan ghoir mahdloh.

1. Ibadah Mahdloh, pengertian dan bentuknya.

Pengertian ibadah mahdloh menurut bahasa memiliki arti 'murni' atau 'tak bercampur'. Sedangkan menurut istilah adalah segala bentuk amalan yang dikerjakan oleh seorang hamba langsung bersentuhan dengan tuhannya yang bertujuan memperoleh keridhoanNya, dan mendambakan pahala dari-Nya di akhirat. Misal bentuk ibadah mahdloh ini adalah salat, puasa, dan haji.

Dalam kata lain, ibadah mahdloh adalah ibadah/penghambaan seorang manusia yang langsung berbuat 'baik' kepada Alloh sang pencipta. 

2. Ibadah Ghoer Mahdloh, pengertian dan bentuknya.

Ibadah ghoer mahdloh menurut bahasa berarti 'tidak murni' atau 'bercampur'. Dikatakan tidak murni atau bercampur ini karena ibadah ghoer mahdloh dilakukan melalui perbuatan baik seorang makhluk kepada sesamanya.

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, manusia akan selalu membutuhkan pertolongan dari manusia lainnya. Hal ini karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Dalam syariat Islam, hubungan antar manusia dengan manusia disebut sebagai mu'amalah.

Arti muamalah dalam Islam adalah suatu kegiatan yang mengatur hal-hal yang berhubungan dengan tata cara hidup sesama umat manusia untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari. Sedangkan, yang termasuk dalam kegiatan muamalah di antaranya ialah jual beli, sewa menyewa, utang piutang, dan lain sebagainya.

B. Bentuk-bentuk ibadah mahdloh dan ghoir mahdloh.

1. Bentuk ibadah mahdloh berupa berbuat 'baik' yang langsung kepada Alloh adalah semisal sholat, puasa, dan haji.

Ibadah ini dilakukan adalah sebagai media untuk mengingat 'dzikr' bahwa Alloh adalah Tuhan yang menciptakan kita dan juga ciptaan-ciptaan sebelum kita.

Alloh TWT berfirman, QS. Al-Baqoroh: 21-21:

 يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ اعۡبُدُوۡا رَبَّكُمُ الَّذِىۡ خَلَقَكُمۡ وَالَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُوۡنَ ۙ ‏

Artinya: "Wahai manusia! Sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa."

الَّذِىۡ جَعَلَ لَـكُمُ الۡاَرۡضَ فِرَاشًا وَّالسَّمَآءَ بِنَآءً وَّاَنۡزَلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً فَاَخۡرَجَ بِهٖ مِنَ الثَّمَرٰتِ رِزۡقًا لَّـكُمۡ‌ۚ فَلَا تَجۡعَلُوۡا لِلّٰهِ اَنۡدَادًا وَّاَنۡـتُمۡ تَعۡلَمُوۡنَ

Artinya "(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia hasilkan dengan (hujan) itu buah-buahan sebagai rezeki untukmu. Karena itu janganlah kamu mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui."

2. Bentuk ibadah ghoer mahdloh berupa berbuat baik kepada sesama makhluk atas dasar beribadah kepada Alloh, diantaranya saling tolong menolong (dalam ketakwaan), tidak memalingkan wajah, tidak berjalan dengan sombong, dan lain sebagainya.

Berkaitan dengan tolong menolong dalam ketakwaan, Alloh TWT berfirman, QS. Al-Maidah:2 :

 وَتَعَاوَنُوۡا عَلَى الۡبِرِّ وَالتَّقۡوٰى‌ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوۡا عَلَى الۡاِثۡمِ وَالۡعُدۡوَانِ‌ ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيۡدُ الۡعِقَابِ

Artinya: "... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya."

Adapun ayat yang berkenaan dengan tidak diperbolehkannya memalingkan muka, adalah firman Alloh TWT dalam QS. Lukman: 18-19

 وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِى الۡاَرۡضِ مَرَحًا ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٍ فَخُوۡرٍۚ

ِArtinya: "Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri."

وَاقۡصِدۡ فِىۡ مَشۡيِكَ وَاغۡضُضۡ مِنۡ صَوۡتِكَ‌ؕ اِنَّ اَنۡكَرَ الۡاَصۡوَاتِ لَصَوۡتُ الۡحَمِيۡرِ

Artinya: "Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai."

Dari uraian di atas, maka dapatlah diketahui bahwa aqidah mu'amalah merupakan aqidah/ikatan atau keyakinan yang kuat pada diri seseorang terhadap apa yang diyakini tentang keberadaan Alloh yang patut disembah dan diibadahi dalam kehidupan ini dengan tidak meninggalkan berbuat baik kepada sesama makhluknya.

 C. Ibadah Haq.

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa ibadah adalah bentuk perbuatan baik kepada Alloh dan kepada sesama makhluk, tetapi kedua-keduanya adalah merupakan perintah Alloh kepada kita sebagai makhluknya. Maka ibadah yang hak adalah beribadah kepada Alloh karena Alloh, dan beribadah dengan berbuat baik kepada sesama juga karena Alloh.

Perkataan atau perbuatan dalam ibadah terhadap sesama makhluk asalnya bukanlah ibadah. Akan tetapi, statusnya dapat berubah menjadi ibadah jika melihat dan menimbang niat orang yang melaksanakannya. Sejatinya niat berbuat baik adalah karena Alloh, dengan harapan mendapatkan keridoan dan pahala atas kebaikan, dan mendapatkan ampunan atas kekhilafan, dosa dan kesalahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan Siswa Kelas 10, Bab 3